Family History
About BREAST CANCER | Fact & Statistics
Family History
- RIWAYAT KELUARGA DARI KANKER PAYUDARA, OVARIUM DAN PROSTATRiwayat keluarga dari jenis-jenis kanker tertentu dapat meningkatkan risiko kanker payudara anda. Peningkatan risiko mungkin disebabkan oleh faktor genetika (diketahui dan tidak diketahui), faktor gaya hidup bersama atau sifat bawaan keluarga lainnya.Anggota keluarga perempuan dengan sejarah dan risiko kanker payudaraKebanyakan perempuan dengan kanker payudara tidak memiliki riwayat penyakit dalam keluarga. Hanya sekitar 13 persen perempuan yang didiagnosis memiliki kerabat perempuan tingkat pertama (ibu, saudara perempuan atau anak perempuan) dengan kanker payudara.Seorang perempuan yang mempunyai kerabat perempuan tingkat pertama dengan kanker payudara memiliki hampir dua kali lipat risiko perempuan tanpa riwayat keluarga. Apabila ia memiliki lebih dari satu orang kerabat perempuan tingkat pertama dengan sejarah kanker payudara, risikonya sekitar tiga sampai dengan empat kali lebih tinggi.Usia saat diagnosis kanker payudara dari anggota keluargaSecara umum, semakin muda umur kerabat keluarga ketika didiagnosis, semakin besar kemungkinan perempuan tersebut terkena kanker payudara.Sebagai contoh, seorang perempuan yang ibunya didiagnosis menderita kanker payudara sebelum umur 40 tahun mempunyai risiko dua kali lipat seorang perempuan tanpa riwayat penyakit keluarga. Untuk perempuan yang ibunya terdiagnosis pada umur lebih lanjut, peningkatan risiko tidaklah begitu tinggi.Anggota keluarga laki-laki dengan riwayat kanker dan risiko kanker payudaraRiwayat kanker payudaraSejarah kanker payudara pada kerabat laki-laki terdekat (ayah, saudara laki-laki atau paman) meningkatkan risiko anda terhadap kanker payudara.Riwayat kanker prostatRiwayat kanker prostat pada salah satu atau lebih kerabat tingkat-pertama (ayah atau ibu) juga dapat meningkatkan kemungkinan kanker payudara pada seorang perempuan, terutama apabila kanker prostat ditemukan pada usia muda.Pada saat ini, kita tidak tahu secara persis mengapa sebuah riwayat kanker prostat keluarga dapat menaikkan risiko kanker payudara walaupun mutasi gen tertentu yang diwariskan bisa meningkatkan risiko terhadap kedua kanker tersebut (lihat dibawah).Mutasi gen yang diwariskan dan risiko kanker payudaraRisiko kanker payudara terkait dengan riwayat keluarga mungkin disebabkan mutasi gen yang diwariskan atau faktor gaya hidup bersama yang meningkatkan risiko.Keluarga dengan riwayat kanker payudara yang kuat seringkali membawa mutasi gen. Keluarga tersebut mungkin memiliki:Lebih dari satu kerabat keluarga tingkat-pertama (ibu, saudara perempuan atau anak perempuan) dengan kanker payudaraSeorang kerabat perempuan yang didiagnosis pada usia diniSeorang kerabat laki-laki pasien kanker payudaraRiwayat kanker ovarium dalam keluargaPemindaian kanker payudara bagi perempuan dengan riwayat keluarga kanker payudara atau ovariumTerdapat pedoman khusus pemindaian kanker payudara bagi perempuan dengan riwayat keluarga kanker payudara atau ovarium yang kuat (misalnya, dua atau lebih kerabat tingkat-pertama terkena kanker payudara atau dua atau lebih dengan kanker ovarium).Jika anda memiliki riwayat keluarga yang kuat, kami merekomendasikan, dimulai pada usia 30 tahun, anda melakukan:Pemeriksaan payudara secara klinis setiap enam atau 12 bulan sekaliMammogram setiap tahunMRI payudara setiap tahunJika anda memiliki kerabat tingkat-pertama yang terdiagnosis kanker payudara ataupun ovarium sebelum umur 30 tahun, bicaralah dengan penyedia layanan kesehatan anda tentang bagaimana memulai pemeriksaan pada usia dimana kerabat anda terdiagnosis kanker.Perawatan medis ini membantu memastikan bahwa jika kanker payudara memang berkembang, kanker ini diketahui ketika kesempatan untuk bertahan hidup berada pada level tertinggi.Berbicara dengan penyedia layanan kesehatan andaJika anda memiliki riwayat keluaga kanker payudara ataupun jenis lainnya, penyedia layanan kesehatan anda dapat membantu anda memahami bagaimana hal ini mempengaruhi risiko anda terhadap kanker payudara.Sumber : Susan G Komen, 2016.